Minggu, 20 Mei 2012

Suku Penguasa Angin

Dam, kesombongan dan keserakahan berusia dua ratus tahun itu musnah dalam sekejap. Kepala suku benar, tidak perlu sebutir peluru, juga tidak perlu meneteskan darah anggota klannya untuk memenangkan perang. Yang dibutuhkan hanya kesabaran dan keteguhan hati yang panjang. Jenderal itu dibawa puting beliung, juga ribuan tentara yang mengawalnya. Satu minggu penuh badai terjadi, padang penggembala mahaluas itu rusak parah seperti seperti rambut keriting kau yang dibotaki, Dam. Tetapi waktu akan menumbuhkan kembali rumput yang baru, waktu akan mengembalikan sungai mengalir bening, waktu akan membuat indah kembali padang rumput mereka. Suku penguasa angin sungguh tidak memenangkan pertempuran melawan penjajah. Mereka memenangkan pertempuran melawan mereka sendiri, melawan rasa tidak sabar, menundukkan marah, dan kekerasan di hati.

0 komentar:

Posting Komentar