Minggu, 20 Mei 2012

Danau Para Sufi

Berbeda halnya jika kau punya mata air sendiri di dalam hati. Mata air dalam hati itu konkret, Dam. Amat terlihat. Mata air itu itu menjadi sumber kebahagiaan tidak terkira. Bahkan ketika musuh kau mendapatkan kesenangan, keberuntungan, kau bisa ikut senang atas kabar baiknya, ikut berbahagia, karena hati kau lapang dan dalam. Sementara orang-orang yang hatinya dangkal, sempit, tidak terlatih, bahkan ketika sahabat baiknya mendapatkan nasib baik, dia dengan segera iri gelisah. Padahal apa susahnya ikut senang.
Itulah hakikat sejati kebahagiaan, Dam. Ketika kau bisa membuat hati bagai danau dalam dengan sumber mata air sebening air mata. Memperolehnya tak mudah, kau harus terbiasa dengan kehidupan bersahaja, sederhana, dan apa adanya. Kau harus bekerja sungguh-sungguh dan atas pilihan sendiri memaksa hati kau berlatih.

Suku Penguasa Angin 2

Kepala suku berpesan lantang, besok pagi-pagi, pergilah ke lereng-lereng gunung, tinggal diantara gua-gua besar. Ratusan tenda dilipat, alat tenun, alat penyamakan dikemas, dan ratusan kuda disiapkan untuk melakukan perjalanan jauh. Mereka siap dengan kekalahan, sama siapnya menyambut hari kemenangan besok.

Suku Penguasa Angin

Dam, kesombongan dan keserakahan berusia dua ratus tahun itu musnah dalam sekejap. Kepala suku benar, tidak perlu sebutir peluru, juga tidak perlu meneteskan darah anggota klannya untuk memenangkan perang. Yang dibutuhkan hanya kesabaran dan keteguhan hati yang panjang. Jenderal itu dibawa puting beliung, juga ribuan tentara yang mengawalnya. Satu minggu penuh badai terjadi, padang penggembala mahaluas itu rusak parah seperti seperti rambut keriting kau yang dibotaki, Dam. Tetapi waktu akan menumbuhkan kembali rumput yang baru, waktu akan mengembalikan sungai mengalir bening, waktu akan membuat indah kembali padang rumput mereka. Suku penguasa angin sungguh tidak memenangkan pertempuran melawan penjajah. Mereka memenangkan pertempuran melawan mereka sendiri, melawan rasa tidak sabar, menundukkan marah, dan kekerasan di hati.

Minggu, 13 Mei 2012

negaraku surgaku

Negaraku surgaku...
Bila tiba waktunya,
Kita wajib mengamalkan ilmu,
Memajukan bangsa kita,,

man jadda wa jadda

"man jadda wa jadda"
Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil

Ujian Akhir SMT genap

Nama :Oktaviany Annisa Putri
No     :26
Kelas  :XI IS1

Senin, 30 April 2012

from "negeri 5 menara"

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

Aku melihat air menjadi rusakkarena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang

Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dan ditambang
Kayu gahru tak ubahnya seperti kayu biasa
jika berada di dalam hutan.

#Imam Syafii'

Minggu, 29 April 2012

from 5cm

Taruh mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu,
apa yg kamu mau kejar…
Kamu taruh di sini… jangan menempel di kening.
Biarkan…
dia…
menggantung…
mengambang…
5 centimeter…
di depan kening kamu…
Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu.
Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari,
kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa.
Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri,
kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu NGGAK BISA menyerah.
Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh,
bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu,
segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri…
Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu.
Dan…
sehabis itu yang kamu perlu…
Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,
tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,
mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,
lapisan tekad yg seribu kali lebih keras dari baja…
Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya…
Serta mulut yang akan selalu berdoa…



#Dony Dhirgantara